Kampar – Dosen Poltekkes Kemenkes Riau melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Pengabmas) di Desa Ranah Singkuang, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pencegahan stunting, tetapi juga mendukung cita-cita desa menuju Smart Village melalui pemanfaatan teknologi digital berupa Website Desa Terpadu.
Desa Ranah Singkuang dikenal sebagai salah satu desa binaan Poltekkes Kemenkes Riau yang pernah menjadi salah satu lokus stunting di Kabupaten Kampar. Kondisi geografis yang berada di pedalaman, akses pendidikan yang masih rendah, serta tingginya angka pernikahan dini menjadi faktor yang berkontribusi pada tingginya angka stunting di wilayah ini.
Melihat tantangan tersebut, tim dosen Poltekkes Kemenkes Riau hadir dengan solusi berbasis edukasi dan teknologi. “Kami ingin memberikan kontribusi nyata, tidak hanya lewat sosialisasi dan edukasi kesehatan, tetapi juga menghadirkan sistem informasi desa berbasis digital agar masyarakat lebih mudah mengakses informasi penting,” ujar Nur Kholis, M.Pd., Ketua Tim Pengabmas.
Website Desa Terpadu: Solusi Digital untuk Desa
Melalui program ini, tim pengabmas berhasil membangun Website Desa Terpadu yang kini dikelola langsung oleh Pemerintahan Desa & Karang Taruna Desa Ranah Singkuang. Website ini: https://ranahsingkuang.id/ menjadi pusat informasi desa sekaligus sarana edukasi bagi masyarakat.
Sebagai bagian dari kontennya, emerintahan Desa & Karang Taruna dibimbing untuk menulis dan menerbitkan 15 artikel edukatif yang mencakup kesehatan, keagamaan, dan peraturan hukum. Artikel-artikel tersebut berfokus pada edukasi pencegahan stunting, mulai dari gizi seimbang, peran keluarga, hingga regulasi pernikahan dini.
Edukasi Lintas Disiplin
Kegiatan pengabdian ini melibatkan pendekatan lintas disiplin, yaitu pendidikan agama, hukum kesehatan, dan teknologi informasi. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang pola asuh dan gizi anak, tetapi juga memahami aspek hukum dan nilai keagamaan yang mendukung pencegahan stunting.
Dewi Septiana, S.ST., M.H., anggota tim pengabmas menegaskan, “Pencegahan stunting harus dilihat secara menyeluruh. Kami menyatukan edukasi gizi, pemahaman hukum, dan nilai agama agar masyarakat lebih siap melindungi generasi muda.”
Menuju Smart Village
Selain mengedukasi masyarakat, program ini juga memperkuat transformasi digital desa. Website desa terpadu tidak hanya berisi informasi kesehatan dan hukum, tetapi juga dapat digunakan untuk mempromosikan produk unggulan UKM dan IKM desa. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi lokal dan menjadikan Ranah Singkuang sebagai salah satu contoh desa digital di Riau.
“Smart Village bukan lagi sekadar mimpi. Dengan website terpadu, pelayanan informasi desa menjadi lebih cepat, transparan, dan akurat,” tambah Muhammad Nufus Rahmatullah, ST., anggota tim sekaligus koordinator pelibatan mahasiswa.
Melalui kegiatan ini, dosen Poltekkes Kemenkes Riau membuktikan komitmen dalam mengabdi untuk negeri, menghadirkan solusi nyata pencegahan stunting, sekaligus mendukung digitalisasi desa menuju Smart Village.
Penulis : TIM Pengabmas Dosen Politekes Kemenkes RIAU
